SELAMAT DATANG DI BLOG JURNALISTIK SMAN 1 GONDANG Ekstra Kurikuler Pendidikan Jurnalistik untuk Pelajar ~ Jurnalis Smago
Saat ini kehidupan masyarakat tidak dapat lagi dilepaskan dari kegiatan jurnalistik atau pers. Para Ahli jurnalistik secara ekstrem menyamakan pers dengan udara yang dibutuhkan manusia untuk hidup. Oleh karena sangat penting itulah maka selain dibekali materi pelajaran yang sudah ada maka siswa perlu dibekali pula ilmu pengetahuan tambahan mengeni pers atau jurnalistik.
 
Secara langsung saat ini sudah ada sekolah yang dengan intens telah membekali siswanya dengan ilmu jurnalistik ini. Hal itu bisa dilihat dari telah diterbitkannya media tulis di sekolah itu, baik berupa Majalah Dinding, tabloid, Web atau Blog di internet yang dipergunakan sebagai ajang menampung kreatifitas para siswa.

Namun sayang kebanyakan media tulis di sekolah itu sifatnya sementara saja , misalnya untuk akreditasi sekolah, mengikuti lomba, atau kepentingan lain. Namun demikian ada sebagian sekolah yang tetap eksis menerbitkan Koran ataupun bulletin sekolah secara berkala dan tertib dan dikelola secara professional, misalnya mempunyai ruang redaksi khusus, tenaga keredaksian serta melibatkan fihak luar sekolah dalam hal pembiayaan dengan cara pemasangan iklan disetiap penerbitan. Namun demikian pada kenyataannya yang malakukan semacam diatas masih bisa dihitung dengan jari, biasanya sekolah tersebut adalah sekolah favorit atau unggulan.

Sebenarnya untuk menggiatkan pendidikan jurnalistik lewat Eskul ini tidaklah sulit. Sekolah cukup meyediakan sedikit waktu dan biaya. Untuk waktu sekolah dapat  berkoordinasi dengan guru pembimbing misalnya diadakan seminggu berapa kali pertemuan dan hari apa kegiatan tersebut dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar wajib.. Sedang mengenai pemateri atau fasilitator sekolah dapat menunjuk guru  atau mengambil tenaga dari luar yaitu praktisi jurnalistik. Untuk biayanya sekolah bisa menganggarkan dari RAPBS sekolah berkoordinasi dengan komite , misalnya untuk membuat ruang redaksi, pembelian bahan liputan, komputer, kamera digital dan membayar honor pembimbing.

Karena sifatnya yang instan ekskul pendidikan jurnalistik ini harus dirancang secara sistematis, selain teori yang simple dalam bentuk modul, juga disertai kegiatan praktek di lapangan. Misalnya hunting meliput berita dalam sekolah atau di luar sekolah yang berkenaan dengan pendidikan, menyusun,  menyunting berita dan foto, lay-out majalah dinding atau bulletin sekolah dan kegiatan jurnalistik lain untuk menambah wawasan siswa.

Agar tidak bosan sesekali waktu peserta eskul diajak keluar untuk mengunjungi kantor redaksi Koran atau majalah dengan tujuan mereka mengetahui secara langsungbagaimana proses Koran atau surat kabar itu bisa sampai di tangan pembaca atau pelanggan secara aktual. Misalnya bagaimana berita itu didapat, dibuat lalu disunting menjadi tulisan yang enak dibaca. Bagaimana gambar itu di cetak, di-lay-out sampai dengan masuk mesin cetak.

Bagi siswa semua itu merupakan pengalaman yang baru sebagai bekal mereka ke bidang jurnalistik sebenarnya. Selain itu pula untuk meningkatkan kualitas penerbitan mereka. Yang sering kita lihat majalah dinding sekolah hanyalah ajang penempelan karya siswa yang serabutan, yang berisi puisi, cerpen, curhat atau karya lain. Tanggal terbitnya pun tak beraturan tergantung keinginan si pengelola, sehingga ada mading yang hampir setengah tahun belum diganti. Padahal tempat penempelan mading tersebut cukup bagus.

Dengan adanya kegiatan eskul pendidikan jurnalistik ini kraetifitas siswa akan tergali sendiri, yang pada akhirnya sekolah selain menghasilkan calon-calon ilmuwan juga akan menghasilkan calon-calon penulis atau wartawan handal. Ibarat batu bila tidak rajin diasah tentu tidak akan bisa runcing, begitu pula menulis jika sejak awal tidak dilatih akan sulit berkembang.

Sebagai contoh penulis atau wartawan terkenal saat ini, kebanyakan lahir lahir dari pers sekolah atau kampus. Kegiatan tulis menulis mereka telah tertanam sejak mereka bersekolah atau kuliah. Selain menulis untuk kepentingan majalah untuk sekolah atau kampus, mereka memberanikan diri mengirimkan tulisannya untuk majalah atau surat kabar umum. Ini semua untuk ajang latihan, siapa tahu tulisan mereka sesuai dengan selera redaksi dan berhasil dimuat dalam surat kabar atau majalah. Selain nama mereka terpampang pada surat kabar atau majalah, mereka juga mendapatkan imbalan yang pantas dari jerih payah karya mereka. Apabila gagal termuat coba kirim lagi, sambil belajar apa kekurangan dari tulisan mereka yang dikrim sebelumnya .

Karena pentingnya pendidikan jurnalistik inilah maka, hal ini dapat digunakan sebagai pertimbangan pihak sekolah untuk memasukkan pendidikan jurnalistik ini sebagai tambahan pelajaran (Ektra Kurikuler). Meskipun tidak secara mendalam namun siswa telah diperkenalkan teknik dasar ilmu Jurnalistik atau kegiatan tulis menulis. Selanjutnya bagi yang berminat dapat meneruskannya kejenjang pedidikan tinggi khusus yang mendidik mereka menjadi jurnalis dan penulis yang handal. Setelah karya mereka bermunculan tentunya akan membawa nama baik sekolah yang telah mendidik dan membesarkannya.
Ditulis Oleh Fatkhul Muin

0 komentar:

Posting Komentar

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube